Bola

|

Saya selalu dicipta bulat.
Tetapi, apakah bulat harus selalu saya?
Bulat saya juga sama dengan mereka.
Namun, mengapa mereka tidak menjadi saya?

Saya dan mereka sama-sama bulatnya.
Tetapi, mengapa kami berbeda juga?
Apa mereka tidak mau menjadi saya karena takut disepak?
Padahal itulah nasib menjadi saya.

Anggota dewan telah membulatkan kata dalam mufakatnya,
namun kata itu tidak pernah menjadi saya.
Tetapi, mengapa disepak-sepak seperti saya?
Apa karena dibuat dalam mufakat?

Saya dicipta bulat memang untuk disepak,
namun kata yang bulat itu juga disepak-sepak?
Padahal kata itu tidak pernah menjadi saya.
Apakah kata yang dibulat-bulatkan itu
memang harus disepak-sepak seperti saya?
tetapi, dia bukan saya.

Di pasar, orang memperjual-belikan saya;
pun di kantor dewan, anggota dewan membulat-bulatkan kata.
Apa kata juga bisa diperjual-belikan seperti saya?
Padahal kata tidak pernah menjadi saya.


Payakumbuh, 1 Juni 2006

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HALAMAN INDONESIA | Template Blue by TNB