Jalan Sudirman

|

Ingatan melihatmu menari
di bangku
pojok ingatan
kau membuang luka sampai
lalu lalang kenangan tak lagi
kenal hendak menuju ke mana.

Kau mencuri bunga
di taman yang mempertemukan
cerita
bunga-bunga menunggu kau
menjamah
sudut rindunya agar
tak menjerit dalam malam dan
siang melahirkan apa saja.

Saya tak hapal
bagaimana kau menari
merangkai bunga agar
tangismu ada menemani ketika
bertemu kisah
tak tersirat guratan
seperti malam dan
siang menjerit
risaumu sumringah.

Bagaimana caramu melafaz
agar rindu tak berdesakan
rerumput mendekap
tubuhnya
dalam getar tak tahan?
Rindu mengelabat kenang
tak membedakan tempat dan
ingatan agar kau
ditemukan di jalan sudirman.

Pojok kursi tempat kau menganyam luka
ada sepasang remaja mengungkap cinta namun
buru-buru menepisnya karena
cinta tak dibingkai dalam vigura lalu
meninggalkannya meski
derit-keriut tak pernah hilang agar
luka suatu hari ada obatnya
diganti biskuit vanilla.


Saya dibunuh oleh sepotong biskuit
di bangku itu
jalan sudirman menyelamatkan saya dari
mimpi seadanya
dituntaskan tergesa-gesa meski kadaluarsa.

Payakumbuh, 2008

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HALAMAN INDONESIA | Template Blue by TNB