Cerita Naga yang Lahir dari Sebuah Cerita

|

Sebelum saya memulai cerita, maukah Anda mempercayai saya? Jika tak percaya, itu terserah Anda. Toh ini hanya sebuah cerita, bukan?

Cerita itu lahir dari sebuah cerita. Pada malam-malam. Kalau pagi-pagi tentu ceritanya lain lagi. Sebab ini menyangkut kapan cerita itu dilahirkan.

Malam itu entah mengapa sebuah cerita melahirkan Naga begitu saja. Saya lagi tak di sana. Kecewa juga karena tak sempat melihat bagaimana Naga lahir. Apa Naga juga menggeliat-geliat keluar dari cerita atau hanya senyum-senyum saja seperti tak terjadi apa-apa dan menerima semua itu karena memang begitulah takdirnya. Bukankah takdir tak boleh dilawan atau digugat-gugat karena akan membuat Anda tak mesyukuri rejeki Pencipta yang telah diberi, bukan? Tetapi Naga itu lahir dari sebuah cerita dan saya tidak tahu siapa yang merampungkan cerita itu sebelumnya. Barangkali saja pengarang cerita takut ceritanya tidak sempurna dan menjadi olok-olok sesama rekan pengarang hingga tak mau mencantumkan namanya di awal cerita. Dan saya makin kecewa karena pengarang cerita yang melahirkan Naga sedahsyat ini tak memiliki kepercayaan diri. Bagaimana saya atau Anda dapat mempercayai ceritanya jika pengarangnya tak percaya pada diri sendiri, bukan?

Sekarang Naga itu entah di mana. Saya pernah coba mencarinya. Tapi tak ketemu juga. Tak mungkinlah cerita Naga hanya sampai di sini saja. Tentu Anda akan kecewa, bukan? Tetapi Naga itu benar-benar tak lagi ada. Maafkan saya tak dapat melanjutkan cerita. Semoga saja nanti malam saya ketemu dengannya. Atau, apakah dia yang saat ini berseliweran di kepala Anda?


Payakumbuh, 2008

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HALAMAN INDONESIA | Template Blue by TNB