Angin bertambah nakal. Membelai-belai rambut. Mengaduk-aduk udara.
Gadis remaja, seorang saja, terusik karena rambutnya. Tidak karena lain. Hanya karena gerai rambutnya. “Rambut ini memang ingin disentuh, tapi bukan oleh kau.”
Angin selalu menyentuh. Rambut kelewat rindu. “Dan saya membelai rambutmu karena tak ada orang lain yang mau.”
Payakumbuh, 2009
Rabu,Jun10,
Rabu,
Jun
10,
Rambut
| author: Feni EfendiPosts Relacionados:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar