Fenomena Provider Pertemanan

|

Pada dasarnya manusia makluk sosial. Selagi masih dalam psikologi sehat, manusia menyenangi pergaulan; adanya interaksi dari sesama perkumpulan, perhatian, masukan dan saling mengisi satu sama lain.

Setelah zaman bergulir, manusia pun menjadi makluk individu dalam masyarakat global. Kepadatan aktivitas menjadi penyekat untuk bersosialisasi. Hal ini pun menjadi problem dasar manusia modern dalam pemenuhan hasrat psikologi sosialnya.

Adanya ketidakpuasan manusia modern dalam kehidupan nyata, maka bersosialisasi di dunia maya pun menjadi solusi bagus. Jika dalam realita perbedaan kelas, gender, kedudukan sosial sebagai ikon eksistensi, namun di dunia maya hal tersebut tidak berlaku. Tidak ada yang menyekat Anda berteman dengan seorang menteri sekali pun bila permintaan pertemanan Anda dikonfirmasi oleh calon teman Anda.

Dalam provider pertemanan, Anda tidak perlu meninggalkan rumah untuk bersosialisasi. Duduk yang manis di depan layar komputer atau boleh juga Anda meng-upload-nya ke telepon genggam. Dengan telepon genggam, Anda masih dapat melakukan rutinitas, bepergian, shopping atau di atas kendaraan sekalipun bisa online.

Seperti hipperealitas Baudrillard, inilah zaman modern sesudah modern dan sehabis modern. Yang mana perbedaan georafis tak lagi menjadi penyekat dan batas. Siapa yang mengunjungi siapa dan siapa yang dikunjungi siapa. Siapa yang ditonton dan siapa yang menonton. Dan hal ini melebur dalam provider pertemanan sebagai wadah bersosial. Dan setiap individu terus membangun penjara dalam pikirannnya, dalam setiap ruang sosialnya. Ketagihan. Tak mau lagi keluar.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HALAMAN INDONESIA | Template Blue by TNB